Home > Adab

6 Hak pada Sesama Muslim, Mempererat Ukhuwah Islamiyyah

enam hak pada sesama muslim

Islam sangat menekankan pentingnya ukhuwah Islamiyyah, persaudaraan sesama muslim. Keimanan menjadi sebab terikatnya persaudaraan. Allahnya sama. Begitu juga Nabi dan Al-Qur’an-nya juga sama. Nabi Muhamad saw. mengumpamakan kaum muslimin seumpama satu badan. "Permisalan kaum mukminin dalam sikap saling mencintai dan menyayangi mereka sebagaimana satu badan. Apabila satu anggota badan sakit, seluruh anggota badan ikut merasakan dengan tidak bisa tidur dan demam," (HR Muslim). Bahkan, keimanan seseorang tidak diakui ketika ia tidak mencintai saudaranya. “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri,” (HR Bukhari dan Muslim). Saling mencintai dan menyayangi menjadi ikhtiar untuk terus menjaga dan mempererat persaudaraan.

Selain saling mencintai dan menyayangi satu sama lain, seorang mukmin juga memiliki kewajiban untuk memenuhi hak-hak sesama muslim lainnya. Pemenuhan hak tersebut menjadi salah satu langkah mencapai persaudaraan muslim, ukhuwah Islamiyyah. Ada 6 hak yang harus ditunaikan seorang muslim atas saudaranya sesama muslim. Berdasarkan sabda Rasulullah saw. yang berarti:

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam: (1) Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; (2) apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; (3) apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; (4) apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); (5) apabila dia sakit, jenguklah dia; dan (6) apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR Muslim).

Mengucapkan Salam Apabila Bertemu

Saat kita bertemu dengan sesama muslim ucapkanlah: “Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh,” (semoga keselamatan, rahmat, dan keberkahan Allah terlimpah kepadamu). Mengucapkan salam sesungguhnya adalah menyampaikan doa terbaik. Sebagai saudara kita tentu kita ingin yang terbaik untuk saudaranya.

Secara hukum mengucapkan salam adalah sunah, namun menjawabnya merupakan kewajiban. Seorang muslim harus membalas doa pemberi salam. “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan (salam), balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah dengan yang sepadan. Sesungguhnya Allah Maha Memperhitungkan segala sesuatu,” (QS an-Nisa [4]: 86).

Meskipun sunah, saling mengucapkan salam seharusnya menjadi kebiasaan seorang muslim saat bertemu dengan saudaranya. Sehingga persaudaraan selalu terjaga dan lebih erat karena saling mencintai dan menyayangi yang diwujudkan dalam bentuk saling mendoakan kebaikan lewat salam. Rasulullah saw. bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya. Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian telah beriman dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mengaisihi. Adakah kalian ingin saya beri tahu hal yang apabila kalian melakukannya maka kalian akan saling mengasihi: sebarkanlah salam di antara kalian," (HR Muslim).

Memenuhi Undangan Apabila Diundang

Jumhur Ulama menyatakan bahwa kewajiban memenuhi undangan hanya berlaku untuk acara walimah atau resepsi pernikahan. Disandarkan pada hadis: "Apabila kamu diundang walimah maka datangilah," (HR Bukhari dan Muslim). Sementara hukum memenuhi undangan acara selain walimah adalah sunah. Sayyid Sabiq menambahkan kewajiban untuk memenuhi undangan jika undangannya ditujukan langsung. Sementara untuk undangan yang bersifat umum, hukumnya sunah.

Resepsi pernikahan merupakan salah satu momen Istimewa, penting, dan membahagiakan bagi sebuah keluarga. Kehadiran kita di dalam acara tersebut semakin membahagiakan orang yang memiliki acara. Tentu saja, ini akan menjadi perekat hubungan antara pengundang dan yang diundang.

Memberi Nasihat Apabbila Diminta

Sebagai saudara, kita tidak ingin saudaranya berada di jalan yang salah. Kita tidak mau kalau saudara kita masih melakukan kesalahan. Kita juga tidak mungkin membiarkan saudaranya berada dalam kegelapan. Nasihat menjadi jalan bagi kita untuk selalu menjaga agar bisa sama-sama di jalan kebenaran. Ia menjadi penyembuh yang mujarab untuk mencapai kehidupan bersama yang harmonis, aman, tenteram, dan Sejahtera.

Setidaknya kita bisa saling menasihati dalam tiga hal: Saling menasihati untuk bersikap benar (tawashau bi al-haqqi), saling menasihati agar bersikap sabar (tawashau bi al-shabri), dan saling menasihati agar menebarkan rasa kasih sayang (tawashau bi al-marhamah). Bila ini terwujud kehidupan yang berkualitas, harmonis, rukun, aman dan nyaman akan benar-benar dirasakan.

Menjawab Tahmid dengan Tarhim Saat Bersin

Adab Islam menuntun kita menggunakan setiap moment, bahkan untuk yang dianggap sepele sekalipun, agar mendapatkan keutamaan dan keberkahan. Saat kita bersin, Islam menganjurkan untuk membaca doa: “Alhamdulillah” (Segala puji bagi Allah). Sebagaimana sabda Nabi Saw., “Apabila seorang di antara kalian bersin maka ucapkanlah Alhamdulillah, dan hendaklah orang yang mendengarnya menjawab dengan yarhamukallah, dan bila dijawab demikian maka balaslah dengan ucapan yahdikumullah wa yuslihubaalakum,” (HR Bukhari). Demikian sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Swt. atas terjadinya bersin. Dimana bersin merupakan yang respon dan upaya tubuh terhadap benda asing penyebab sakit.

Saat mendengar saudaranya mengucapkan tahmid selepas bersin, kita dianjurkan untuk mengucapkan tarhim, “Yarhamukallohu” (Semoga Allah memberi rahmat kepadamu). Lalu, orang yang bersin kembali menjawab doa saudaranya, “Yahdiikumullahu wa Yaslihu Balakum”, (Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan membaguskan keadaanmu).

× Image